29 August 2014

Bayi ASI & Alergi (part 1/2)

Alergi adalah reaksi imunitas tubuh yang berlebihan terhadap suatu bahan. Imunitas tubuh kita seharusnya bekerja untuk melindungi tubuh kita dari bahaya,seperti virus, bakteri, atau jamur, namun, pada individu yang alergi, tubuh bereaksi pula terhadap bahan yang tidak berbahaya, seperti protein ikan, susu sapi, debu, cuaca, dengan respon yang berlebihan. Alergi sangat dipengaruhi oleh faktor keturunan, yaitu anak dari orang tua yang memiliki riwayat alergi memiliki risiko yang lebih besar untuk terkena penyakit alergi. Penyakit alergi yang sering contohnya adalah alergi makanan, asma, rhinitis alergika (pilek dan bersin berkepanjangan jika terkena udara dingin atau debu), dan dermatitis atopik (eksim / gatal-gatal pada kulit akibat alergi). Saarinen dan Kajosaari (1995) melakukan penelitian dengan memantau kondisi 150 bayi sejak lahir hingga usia 17 tahun, dan menemukan bahwa ASI dapat mencegah timbulnya alergi, baik alergi makanan, eksim, maupun alergi pernapasan, selama masa kanak-kanak dan remaja.

Sebelum usia 6-9 bulan, usus bayi mudah ditembus protein asing, dapat diandaikan seperti kain kasa yang berlubang-lubang, jika kita taburi tepung atau gula pasir ke atasnya, dengan mudah bahan-bahan ini menembus permukaan kain kasa tersebut. ASI mengandung sel antibodi sIgA dalam jumlah tinggi, antibodi jenis inilah yang berperan melapisi permukaan usus bayi, sehingga menjadi lebih rapat dan tidak mudah ditembus protein asing. Protein susu sapi merupakan alergen (bahan penyebab alergi) yang paling sering menimbulkan reaksi pada bayi. Protein dalam susu sapi yang sering memicu alergi mencakup laktoglobulin, kasein, albumin serum sapi, dan laktalbumin. Selain mengandung imunoglobulin, ASI juga mengandung oligosakarida, sitokin, glikoprotein, LCPUFA, lisozim, nukleotida, dan komplemen. Bahan-bahan ini dapat mengendalikan reaksi tubuh terhadap bahan asing, sehingga tidak muncul reaksi yang berlebihan.

Gejala alergi dapat berupa muntah, diare, kolik, bahkan keluarnya BAB darah (baik yang tampak jelas berupa darah segar, maupun darah samar yang dibuktikan oleh pemeriksaan mikroskopik). Pada bayi dapat pula timbul gejala pada saluran napas berupa pilek,batuk, dan asma, maupun gejala kulit berupa eksim atau kaligata. Pada alergi, antibodi yang berperanan adalah IgE. Antibodi ini teraktivasi oleh adanya protein asing, dan hanya diperlukan 1x kontak untuk membuat IgE teraktivasi. Pada kontak selanjutnya, sel imunitas tubuh kita sudah memiliki memori secara spesifik terhadap protein tersebut dan akan memicu timbulnya reaksi yang sama, terus menerus. Konsumsi ASI secara eksklusif membantu pematangan “pelapis usus” dan menghalangi masuknya molekul pemicu alergi sehingga IgE tidak teraktivasi,sampai kelak bayi sudah berusia lebih dari 6 bulan dan sel imunitasnya sudah berfungsi dengan lebih sempurna. Penelitian Furukawa dkk (1994) menemukan bahwa bayi dengan susu formula memiliki kadar IgE yang lebih tinggi daripada bayi ASI, sehingga lebih mudah terkena penyakit alergi.

Pencegahan Alergi Makanan Pada Bayi
Bisakah bayi ASI terkena alergi? Bisa. Hal ini biasanya disebabkan oleh bahan pemicu alergi yang dikonsumsi oleh ibu, sehingga terdapat pula di dalam ASI dan diterima oleh bayi. Bahan makanan pemicu tersering adalah protein susu sapi dalam ASI, karena ibu mengkonsumsi produk yang mengandung susu sapi. Pada kasus kecurigaan alergi akibat protein susu sapi di dalam ASI, ibu dapat dianjurkan untuk berpantang semua produk yang mengandung susu sapi selama 7-10 hari, dan melihat responnya pada bayi. Jika tidak ada perbaikan, ibu dapat mulai mengkonsumsi produk susu kembali, karena berarti bukan ini penyebabnya. Selain susu sapi, bahan makanan lain yang dapat menyebabkan alergi adalah telur, tepung terigu, kacang-kacangan, jagung, makanan laut, buah-buahan yang mengandung sitrus (jeruk, lemon, fruit punch, dll) dan tomat. Alergi memang merupakan penyakit yang kompleks, karenanya diperlukan konsultasi dengan ahlinya untuk membantu menentukan pola makan Ibu. Jangan sampai karena berpantang dari semua jenis makanan yang diduga pemicu, Ibu akhirnya hanya makan nasi putih saja sehingga asupan gizi tidak seimbang.

Berikut adalah anjuran berdasarkan Evidence Based Medicine (EBM) terbaru untuk mencegah alergi makanan pada bayi:
  • Untuk semua bayi:
    • Aplikasikan pola makan sehat dan seimbang bagi ibu selama hamil dan menyusui, termasuk berbagai jenis makanan yang berpotensi alergenik.
    • ASI eksklusif adalah nutrisi terbaik untuk bayi selama 6 bulan pertama kehidupannya.
    • Pemberian suplementasi susu selain susu sapi formula standar, termasuk susu berbahan dasar kedelai, susu kambing, domba, rice-milk, dan lain sebagainya, tidak direkomendasikan karena belum terbukti efektifitasnya dalam menurunkan risiko alergi pada bayi.
    • Penyapihan sebaiknya tidak dilakukan sebelum usia minimal 17 bulan.
    • Mulailah MPASI selagi bayi masih menerima ASI, sebaiknya pada usia 6 bulan.
    • Pemberian MPASI terlalu dini meningkatkan risiko alergi pada bayi, kalaupun diperlukan pemberian makanan bayi pada usia 4-6 bulan haruslah dari bahan makanan dengan potensi alergi rendah.
    • Pemberian MPASI terlalu lambat dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya, serta menghambat proses pengenalan berbagai jenis makanan sehingga akan meningkatkan risiko terjadinya alergi.
    • Pada usia 12 bulan bayi sebaiknya telah menerima semua jenis makanan yang cocok untuk usianya, termasuk bahan-bahan yang berpotensi alergi.
    • Hindari paparan asap rokok selama hamil dan setelah bayi lahir.
    • Selama hamil dan menyusui, minimalkan penggunaan obat antimual, obat golongan NSAID, dan parasetamol.
  • Untuk bayi dengan riwayat alergi pada keluarganya:
    • Jangan berikan susu sapi formula standar selama 4-6 bulan pertama, jika diperlukan, alternatif yang direkomendasikan adalah susu formula hidrolisat parsial atau total. Formula jenis ini diberikan sampai usia 4-6 bulan, atau sampai bayi menerima susu sapi dalam bentuk lain pada MPASI nya.
    • Saat memperkenalkan bahan makanan alergenik, seperti gandum, telur, dan susu, mulailah dari jumlah sedikit (misalnya setengah sendok teh), dan satu jenis saja setiap kalinya.
    • Hindari pemaparan terhadap tungau debu rumah (house dust mite) dengan menjaga kebersihan kamarnya dan melapisi tempat tidurnya dengan seprai tahan-air.
Sudah terbukti bahwa ASI membantu menurunkan risiko alergi pada bayi, di samping berjuta manfaat lainnya. Jadi, masih perlukah bertanya apakah ASI yang terbaik untuk bayi? Definitely not. It is the best for the baby and the whole family.
Selamat menyusui, salam ASI!

Referensi :
  • Riordan J,Wambach K. Breastfeeding and Human Lactation, 4th edition. Jones and Bartlett Publishers,2010.
  • Handout #2 Colic in the breastfed baby, written by Jack Newman MD,FRCPC, 2003
  • Grimshaw K. Food Allergy Prevention. Current Allergy & Clinical Immunology, March 2012 Vol 25, No.1.
sumber : AIMI-ASI

22 August 2014

Standar Emas Makanan Bayi

sebagai orang tua sewajarnya kita mau memberi yang terbaik untuk anak. setelah memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan, lanjutkan dengan pemberian makanan pendamping ASI atau yang biasa disingkat MPASI. namun, ASI tetap diteruskan sampai 2 tahun atau lebih yah buun ;) berikut ini saya lampirkan 4 Standar Emas Makanan Bayi oleh WHO :
  • Inisiasi Menyusu Dini dan Rawat Gabung 
Kenapa ini penting? Karena IMD memungkinkan bayi mendapatkan manfaat dari kontak kulit pertama dengan ibu, dimana bayi akan terpapar bakteri baik dari ibu yang TIDAK BERBAHAYA dan bakteri tersebut kemudian membentuk koloni dalam usus bayi yang bertugas memerangi bakteri lainnya yang jahat.

Dengan IMD, bayi akan mendapatkan kolostrum (liquid gold) yang mengandung zat kekebalan terutama IgA yang berfungsi melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare. IMD membantu memantapkan insting menyusu pada bayi dan pelekatan mulut bayi pada payudara sehingga dapat meningkatkan berat badan bayi secara maksimal. IMD juga dapat mengurangi tingkat kematian bayi hingga 22%.
Rawat gabung penuh selama 24 jam sehari diperlukan untuk memastikan proses menyusui dimulai secara optimal. Dengan rawat gabung, ibu bisa beristirahat sambil tetap menyusui sesuai keinginan bayi, sehingga mencegah pemberian cairan prelakteal. Rawat gabung juga membuat bayi lebih tenang. Bayi yang sering terlanjur menangis akan lebih mudah menolak payudara walaupun lapar
  • ASI Eksklusif hingga 6 bulan
ASI eksklusif adalah menyusui bayi tanpa memberi asupan/tambahan apapun selain ASI, bahkan tidak juga air putih.

Kenapa harus ASI eksklusif selama 6 bulan pertama? Karena kalori dari ASI memenuhi 100% kebutuhan bayi yang terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, air, garam, gula dan semua zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh bayi. Selain itu ASI mengandung zat hidup yang tidak dapat ditiru oleh cairan manapun, seperti sel darah putih (antiinfeksi), enzim pencernaan, dan hormon pertumbuhan. 
  • MPASI Berkualitas sejak 6 bulan
Yang dimaksud MPASI berkualitas adalah makanan buatan rumah yang memenuhi kebutuhan energi dan nutrisi bayi, dari bahan baku lokal dan harga terjangkau.

Mengapa? Karena saat bayi berusia 6-12 bulan ASI memenuhi 70% kebutuhan kalori bayi, sehingga bayi butuh tambahan dari asupan lain. Sangat dianjurkan untuk memberikan MPASI buatan sendiri karena lebih mampu menjaga kandungan gizi alami, mikronutrien serta bioavalabilitas makanan.

  • ASI Diteruskan sampai 2 tahun atau lebih 
Kenapa pemberian ASI diteruskan setelah anak berusia setahun? Karena meskipun jumlah kalori diberikan oleh ASI hanya sekitar 30% namun zat immun yang diberikan dari ASI justru meningkat. Zat ini berfungsi meningkatkan daya tahan tubuh bayi. Meningkatnya zat immun adalah sesuai dengan kebutuhan anak, dimana anak pada usia ini sudah lebih banyak aktivitas dan interaksi dengan lingkungan, sehingga rawan infeksi kuman. 
Semoga bermanfaat untuk pembaca ;) sumber tulisan dari AIMI 

15 August 2014

Ketika Bayi Menolak Menyusu

Si malaikat kecil menolak lagi, kali ini bahkan kaki mungilnya menendang-nendang dada ibunya dengan sangat keras. Wanita setengah baya itu merasa penolakan ini lebih menyakitkan daripada ditolak oleh cinta pertamanya. Dunia serasa hancur, fikiran negatif mulai menggelitik… haruskah menyerah ? 

Biasanya mogok menyusu ini berlangsung antara dua hingga lima hari, tapi bisa juga menjadi lebih lama. Kalau berkepanjangan maka Ibu akan kelelahan jika harus terus menerus memerah ASI yang tentu saja jumlahnya kian hari akan kian menipis. Duh, bagaimana ini ?

Saat bayi mogok menyusu memang saat yang sungguh memusingkan. Bayi jadi lebih sering menangis dan frustasi akibat rasa lapar dan fase oral (untuk menghisap atau suckling) yang tidak tersalurkan, beberapa bayi bahkan jadi mengalami penurunan berat badan. 

Namun ternyata yang susah bukan hanya bayi, tapi ibunya juga. Perasaan sedih kerap menghampiri dan secara perlahan akan memutuskan motivasi untuk melanjutkan menyusui si kecil. Jika bayi mendadak mogok menyusu, segera pelajari apa yang terjadi agar tak ragu temukan solusi !

Saat bayi mendadak menolak menyusu, yang terpenting adalah berfikir positif. Hindari godaan yang berbisik bahwa :
  • bayi tidak suka pada ibunya; hal ini tidak mungkin terjadi karena secara insting bayi belum mengenal arti membenci atau tidak suka,
  • bayi sedang menyapih dini (early weaning); hal ini kurang tepat karena penyapihan adalah proses dan tidak terjadi secara tiba-tiba, wong kemarin masih mau menyusu kok hari ini mendadak tidak mau?
  • bayi tidak suka rasa ASI; hal ini kurang pas, karena meskipun jenis makanan ibu beragam tapi rasa ASI cenderung stabil dan bayi sudah biasa dengan perubahan rasa makanan sejak dalam rahim.
  • ASI basi atau ASI terpolusi, biasanya dikatakan seperti ini pada kondisi ibu yang baru saja pulang dari berpanas-panasan; hal ini tidak benar karena payudara merupakan tempat penyimpanan ASI yang paling higenis dimana tidak mungkin menjadi terpapar kuman sehingga menjadi basi apalagi terpapar polusi.
  • ASI tidak cukup sehingga bayi menolak karena tidak puas; hal ini tentu tidak tepat karena produksi ASI bersifat supply based on demand dimana ASI akan diproduksi sesuai dengan jumlah ASI yang dikeluarkan dari payudara (baik melalui pelekatan langsung oleh bayi maupun melalui kegiatan memerah ASI dengan tangan atau dengan pompa). Yang lebih sering terjadi adalah bahwa ASI keluar tersendat-sendat, hal ini dapat membuat bayi menjadi tidak sabar dan marah. Untuk ini perlu diberikan rangsangan terhadap let down reflex dengan memerah ASI sedikit. Hal ini dilakukan untuk memancing hormon oksitosin yang mendorong ASI keluar sehingga bayi bisa mendapatkan ASI dengan lebih cepat di awal proses menyusu.
  • dan mungkin masih banyak alasan negatif lain
Ahh, daripada berfikir negatif, lebih baik mencoba cari tahu dulu, kenapa sih malaikat kecil itu menolak menyusu secara mendadak ? Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan 
 

Apakah bayi dibiasakan minum ASI perah dengan menggunakan botol dot? Jika ya, maka kemungkinan besar penyebabnya adalah bingung puting (nipple préférence) yakni suatu kondisi dimana bayi lebih memilih minum ASI melalui botol dot ketimbang langsung dari payudara ibu. Kenapa ? Karena menyusu melalui botol dot lebih mudah dan mekanismenya berbeda dengan menyusu pada payudara. Saat minum melalui botol dot, aliran ASI lebih lancar dan bayi tidak perlu memijat payudara untuk dapat mengeluarkan air susu. Dianjurkan untuk mencoba ganti cara pemberian botol dot dengan cangkir kecil, pipet tetes atau sendok. Saat bayi terbiasa terpisah dari botol dot maka secara perlahan akan lebih mudah kembali ke payudara ibu karena bayi tengah mengalami fase oral dimana menyusu dapat memuaskan hasratnya.

Apakah puting susu mengalami luka pada hari-hari terakhir sebelum bayi mendadak menolak menyusu? Jika ya, maka kemungkinan besar luka pada puting susu memberi rasa yang berbeda pada ASI sehingga membuat bayi menolak. Dianjurkan untuk memperbaiki posisi mulut bayi saat menyusu agar menyusu menjadi lebih efektif dan puting susu terhindar dari iritasi dan luka.

Apakah pada bagian tubuh bayi terdapat luka yang terlihat, misal luka memar? Atau mungkin lukanya kasat mata ? Jika ya, maka kemungkinan cara menggendong membuat bayi merasa kesakitan dan tidak nyaman. Dianjurkan untuk mencoba menyusui dengan posisi tidur sehingga lebih sedikit bagian tubuh bayi yang tertekan.

Apakah ada perilaku dari ibu yang berubah? Misalnya ibu mengganti merk parfum atau mengganti aroma sabun mandi / shampoo ? Jika ya, maka kemungkinan bayi merasa kurang nyaman dengan aroma yang baru tersebut. Dianjurkan untuk sebisa mungkin kembali ke prilaku awal.

Apakah ibu bereaksi berlebihan? Misalnya tanpa sengaja berteriak kesakitan saat bayi menggigit (atau menggusit – menggigit pakai gusi) payudara ? Jika ya, maka kemungkinan bayi trauma. Ia belum memahami kenapa ibunya menjerit waktu itu sehingga saat hendak mulai menyusu lagi, bayi sudah menolak terlebih dahulu. Dianjurkan untuk bercanda dulu dengan si kecil sebelum menawarkan payudara, tersenyum dan ajak dia tertawa dulu.

Apakah ibu stres belakangan ini? Jika ya, ini dapat berpengaruh karena bayi yang menyusu pada ibunya memiliki ikatan atau bonding yang cukup kuat. Ketidaknyamanan ibu dapat dirasakan oleh bayi sehingga membuat bayi menjadi rewel. Lupakan hal lain saat hendak menyusui si kecil, jika perlu putar musik lembut dan nikmati waktu berdua saja dengannya.

Apakah bayi berganti pengasuh? Misalnya saat ibu kembali bekerja, atau setelah memiliki pengasuh baru, bayi mendadak menolak menyusu pada ibu. Jika ya, tidak perlu buru-buru memecat nanny barunya tapi lebih dianjurkan untuk lebih banyak menghabiskan waktu dengannya setelah pulang dari kantor, misalnya gendonglah si bayi lebih sering serta tidurlah di sampingnya.

Haduh, bingung juga yah karena ternyata banyak sebab kenapa bayi bisa mendadak menolak menyusu. Berikut beberapa tips yang mungkin bisa membantu ibu mengatasi masalah mogok menyusu ini, yakni :
  1. Lakukan lebih banyak kontak kulit, habiskan lebih banyak waktu bersama si malaikat kecil berdua saja dalam suatu ruangan dimana ibu tidak mengenakan pakaian atas (topless) dan si dedek hanya menggunakan celana dalam atau popok. Biarkan si kecil bereksplorasi sendiri, tidak perlu dipaksa untuk mendekat pada ibu karena dengan sendirinya ia akan mendekati ibunya. Tidak perlu memaksa si kecil untuk langsung menyusu karena mungkin dia akan mendekati ibunya lalu mungkin hanya akan tertidur di dada ibunya tanpa sempat menyusu, begini saja sudah menunjukkan tanda positif. Jika satu kali belum berhasil, coba lagi. Cara ini membantu si kecil untuk ‘mengenal kembali’ ibunya.
  2. Tunggu hingga bayi sangat mengantuk, karena banyak bayi yang cenderung tidak menolak saat dalam kondisi setengah teler. Hindari memaksa bayi menyusu ke payudara, misalnya dengan mendorong kepalanya agar mendekat ke payudara, karena penolakan bisa berlanjut menjadi semakin panjang.
  3. Tawarkan lebih sering, khususnya saat bayi sedang merasa senang dan sedang berada di tempat favoritnya, misalnya saat dia tengah bermain, saat dia selesai makan, saat dia mandi…. di mana pun, kapan pun. Namun jangan paksa jika ia menolak.
  4. Coba menyusui sambil menimang-nimang misalnya sambil berjalan-jalan atau sambil duduk di kursi goyang, karena gerakan lembut dapat mengurangi emosinya untuk menolak. Misal, ajak si kecil muter-muter komplek rumah dengan mobil, duduk berdua dengan dia di kursi belakang, ayunan mobil dapat membantu si kecil meredakan emosinya.
  5. Redupkan lampu kamar, redakan suara-suara yang keras agar bayi merasa lebih tenang dan nyaman. Biasanya bayi yang berusia 6-9 bulan sudah lebih waspada terhadap keadaan di sekitarnya sehingga gangguan sedikit saja dapat membuatnya tidak benar-benar menyusu melainkan hanya sekedar menempel saja pada payudara.
  6. Coba ganti posisi menggendong si kecil, seperti telah dijelaskan sebelumnya bisa jadi posisi atau cara menggendong membuat bayi tidak nyaman sehingga ia menolak untuk menyusu.
  7. Kenakan pakaian yang simpel dan ga ribet, yang memungkinkan bayi sangat mudah mendapatkan akses ke payudara, jika memungkinkan kenakan lebih sering baju menyusui sehingga ibu tidak perlu membuang waktu banyak untuk membuka kancing baju terlebih dahulu. Hanya berbeda beberapa detik, tapi saat dirasa terlalu lama oleh bayi maka ia sudah keburu kehilangan minat untuk menyusu.
  8. Bawa ke dokter anak, just in case ternyata bayi mengalami luka yang tidak terlihat seperti infeksi telinga, lidah berjamur (thrust), dsb. Ada kalanya bayi membutuhkan tindakan medis karena tengah mengalami sakit yang membuatnya tidak nyaman saat menyusu.
Intinya, saat bayimu menolak menyusu itu bukan akhir dunia. Kenali dulu penyebabnya kemudian coba lakukan beberapa trik tersebut. Yang sabar yah, karena kesabaranmu akan berbuah manis. Selamat (kembali) menyusui !

sumber : AIMI

08 August 2014

Posisi Menentukan PrestASI

Sering dengar istilah tersebut? Sepertinya istilah ini lazim disebutkan jika ada yang sedang menjalani ujian atau sedang belajar ya? Bagaimana posisi duduk seseorang berpengaruh dalam proses pembelajaran orang tersebut. Posisi baik sama dengan hasil yang baik.

Ternyata setelah merasakan sendiri menyusui dua anak saya dan beberapa kali bertemu dengan ibu-ibu menyusui saat konseling ditambah sempat beberapa kali mendapat ilmu laktasi dari berbagai sumber yang terpercaya, penyataan “Posisi Menentukan PrestASI” dalam hal menyusui ini sangat mengena sekali. Mengapa?

Posisi Pelekatan Mulut Bayi ke Payudara Ibu
“Kenapa, ya, kalau bayi saya menyusu sakit sekali?” Pertanyaan tersebut seringkali ditanyakan para ibu. Bahkan saya sendiri mengalami ini ketika baru melahirkan anak pertama di awal 2005. Banyak ibu merasa menyusui memang seharusnya sakit dan lagi-lagi saya pun merasa seperti itu. Bahkan saya sempat meyakini pernyataan seorang teman yang mengatakan bahwa menyusui lebih menyakitkan dibanding pengalaman melahirkan dia. Jadi saya pun merasa sakit ketika bayi menyusu adalah hal yang alamiah dan semua ibu menyusui rasakan.

Sebenarnya menyusui tidak menyakitkan buat ibu, dengan catatan bayi bisa memasukkan semua puting dan sebagian areola ke dalam mulut bayi (biasanya areola di bagian atas masih terlihat lebih banyak dibanding areola di bagian bawah). Posisi pelekatan mulut bayi dengan payudara seperti ini membuat puting ibu berada dekat sekali dengan langit-langit mulut bayi yang lembut. Pada posisi ini, dagu bayi menempel pada payudara ibu dan hidungnya akan jauh dari payudara, jadi kepala bayi seperti mendongak. Sehingga ini memudahkan ia untuk menyusu. Perhatikan juga posisi badan bayi kepala dan pundak lurus menghadap ibu sehingga perut bayi menempel ke perut atau badan ibu. Coba gunakan bantal untuk bisa membantu mendapatkan posisi yang nyaman dan enak bagi ibu dan bayi.

Ket: Perut bayi menempel ke badan ibu. Kepala dan pundak bayi dalam satu garis lurus.
Intinya posisi pelekatan yang baik adalah: posisi ini nyaman buat ibu dan bayi bisa mendapatkan ASI dengan mudah dan cukup. Tetapi seringkali untuk mendapatkan pelekatan yang tepat ini yang menjadi sulit dan ini biasanya dikarenakan pertemuan pertama ibu dan bayi yang penuh dengan intervensi. Menurut Dr. Jack Newman, ada beberapa cara untuk membuat memperlancar proses menyusu dan menyusui bayi dan ibu diawal proses kelahiran, yakni:
  1. Sedikit mungkin tidak menggunakan pengobatan apa pun ketika proses melahirkan. Sudah banyak riset yang menunjukkan bahwa obat-obat ini bisa mempengaruhi koordinasi bayi menyusu pada payudara diawal kelahiran sehingga proses menyusui menjadi lebih sulit bagi si ibu. Walaupun dengan dukungan yang tepat, ibu yang melahirkan dengan menggunakan obat-obat seperti pengurang rasa nyeri atau anestesi epidural, bisa tetap menyusui, namun ini sudah menjadi salah satu tantangan tersendiri bagi si ibu dan bisa jadi membuat ibu menjadi kurang percaya diri.
Belum lagi jika ibu diberikan cairan tambahan melalui infus setelah melahirkan, hal ini bisa menyebabkan pembengkakan pada jaringan payudara ibu dan areolanya, sehingga ini mempersulit bayi untuk bisa mengambil sebagian dari areola untuk bisa masuk ke dalam mulutnya.
  1. Segera setelah lahir, bayi seharusnya bisa Inisisi Menyusu Dini (IMD) dengan ibu. Sebagian besar bayi baru lahir bisa menyusu sendiri jika diletakkan di dada ibunya segera setelah proses melahirkan. Riset pun menunjukkan hal ini memiliki banyak manafaat tidak hanya untuk bayi tetapi juga untuk ibu. Alasan ibu perlu istirahat setelah melahirkan tidak bisa diterima karena sebenarnya proses ini tidak melelahkan buat ibu, bahkan bisa menjadi proses pertemuan pertama kali yang indah bagi ibu, bayi, dan bapaknya pun bisa ikut berperan membacakan doa di telinga si kecil ketika proses ini berlangsung. Inti dari IMD ini sendiri adalah kontak kulit antara ibu dan bayi yang kemudian disusul dengan bayi akan menyusu sendiri dan ini sangat bisa dilakukan bagi bayi yang dilahirkan dengan proses bedah caesar sekali pun.
  2. Rawat gabung bagi ibu dan bayi juga tidak kalah penting. Jika ibu dan bayi dalam keadaan sehat dan stabil, maka tidak ada satu pun alasan ibu dan bayi untuk tidak bisa sekamar ketika sedang di RS atau fasilitas kesehatan lainnya. Ibu bisa ‘membaca’ tanda-tanda bayi ingin menyusu ketika bayi ada di dekatnya, karena ketika bayi sudah menangis, maka biasanya ibu sudah keburu panik dan pelekatan yang baik pun menjadi sulit dilakukan.
  3. Jangan memberikan dot atau empeng kepada bayi. Kita sudah sering dengar tentang istilah ‘bingung puting’ dan terkadang masih banyak orang yang meragukan adanya ‘fenomena’ bingung puting ini. Bahkan sebagian tenaga kesehatan menganggap bingung puting adalah mitos belaka. Hal ini salah satu kendala terbesar dalam proses menyusui. Karena seperti kita ketahui bersama, bahwa produksi ASI ibu yang baru melahirkan memang belum banyak, memang sudah alaminya ASI yang diproduksi masih dalam jumlah sedikit. Namun hal ini seringkali diartikan bahwa ASI ibu kurang dan mulailah bayi diperkenalkan dengan cairan lain yang diberikan dengan dot.
Bagaimana bayi mengisap dot berbeda dengan cara ia menyusu pada payudara. Dibutuhkan banyak kerja otot di bagian kepala dan lidah bayi untuk mengeluarkan ASI pada payudara. Sehingga mulut bayi perlu terbuka lebar dan besar ketika mengambil sebagian besar areola dan seluruh puting ke mulutnya. Sedangkan ketika menghisap botol, bayi cukup mencucu dan mengisap sedikit saja, aliran isi dari botol itu pun sudah bisa dengan mudah keluar. Hal ini membuat bayi mengenali adanya aliran yang deras dari botol. Bayi adalah mahkluk kecil yang pintar dan cerdas. Jika mereka terbiasa mendapatkan asupan yang lebih deras dan cepat maka mereka akan meminta (melalui tangisan dan penolakan pada payudara) botol yang berisi cairan lebih banyak yang sebenarnya belum mereka butuhkan.

Lalu bagaimana dengan empeng? Memang empeng tidak menyalurkan isi apa pun namun sudah banyak riset yang menunjukkan bahwa empeng mengurangi frekuensi bayi menyusu yang mengakibatkan terlewatnya sesi menyusui. Ibu pun jadi kesulitan ‘membaca’ tanda-tanda awal bayi yang ingin menyusu. Karena ketika bayi sudah mulai menangis itu merupakan tanda akhir bayi ingin menyusu dan ibu pun bisa ikut panik ketika mendengar bayi menangis.
  1. Jangan membatasi waktu menyusu dan frekuensi menyusui. Sering kita mendengar saran bayi perlu menyusu sepuluh menit pada payudara kiri dan lalu diteruskan sepuluh menit lagi pada payudara yang kanan. Atau bayi harus menyusu minimal dalam interval 2 sampai 3 jam. Jika setiap jam bayi ingin menyusu, itu pertanda bayi manja dan ‘bau tangan’. Ini adalah dua mitos yang paling sering kita dengar dan merupakan kesalahpahaman yang cukup fatal. Bayi yang melekat dengan baik pada payudara tidak akan menghabiskan waktu berjam-jam di payudara dalam satu sesi menyusu. Maka jika dia menyusu pada satu payudara berjam-jam lamanya, maka itu salah satu pertanda bahwa pelekatannya tidak baik atau ia tidak mendapatkan cukup pasokan ASI.
  2. Tambahan air, formula atau air gula sangat jarang sekali diperlukan. Suplementasi ini bisa dihindari jika bayi melekat dengan baik dan bisa mendapatkan ASI yang terdapat di dalam payudara ibunya. Seringkali kita sibuk mengukur berapa banyak ASI yang sudah masuk ke dalam mulut bayi, padahal secara alamiah proses menyusui tidak bisa membuat kita melihat hal ini karena payudara kita tidak tembus pandang dan tidak terdapat deret takar di kulit payudara ibu yang bisa menunjukkan berapa banyak ASI di dalamnya. Perhatian proses bayi menyusu, ini penting karena kita bisa melihat gerakan ritmik yang berjeda dan ini menandakan ada ASI yang masuk ke mulut bayi dan ditelan. Lihat video di tautan ini untuk mempelajari bagaimana proses bayi menyusu dengan sangat baik: http://bit.ly/nMYHHz. Lalu bandingkan dengan bayi yang mengempeng di video ini: http://bit.ly/mOKLKK. Baca penjelasan pada video tersebut dan perhatikan juga jeda di dagu kedua bayi tersebut dan bandingkan.
  3. Hati-hati banyak alasan untuk tidak menyusui yang sudah tidak akurat. Mulai dari alasan medis seperti ibu sakit flu, ibu minum obat, ibu sedang hamil atau alasan lain seperti ibu harus banyak istirahat karena baru melahirkan jadi bayi jangan ada di dekat ibu, atau bayi jadi ‘bau tangan’ dan manja, si ayah jadi kurang diperhatikan, si nenek ingin turut ‘menyusui’ bayi dengan memberikan botol dan seterusnya. Ini juga membuat proses menyusui di awal menjadi lebih sulit bagi ibu dan bayi.

Lalu Bagaimana Membuat Bayi dapat Melekat ke Payudara dengan Baik?

Pastikan posisi memegang bayi dengan baik. Perhatikan bahwa posisi badan bayi yang baik ketika menyusu adalah perutnya menempel berhadapan dengan perut ibu. Tangan ibu menopang punggung dan leher belakang bayi dan bukan kepalanya. Pelajari juga gaya menyusui seperti cross-craddle. Karena posisi ini memudahkan bayi baru lahir untuk mendapatkan sebagian besar areola dan puting dengan mudah.

Ket: Posisi menyusui cross-craddle
Pelajari juga posisi lain seperti posisi menyusui sambil tiduran, posisi football clutch. Lalu cari mana posisi yang paling nyaman dan enak buat kita ketika proses menyusui berlangsung.
Ket: Posisi menyusui sambil tiduran
Jika kita merasa ada yang salah ketika proses menyusui berlangsung, seringkali ibu melepas dan mencoba mengulang proses menyusui lagi. Dan proses ini bisa dilakukan berulangkali. Sayangnya ini kurang tepat dan seringkali membuat puting ibu nyeri dan luka. Upayakan untuk lebih mendekap dekat bayi, dan upayakan agar bayi bisa mendongak ketika menyusu. Jangan lupa untuk menunggu bayi membuka lebar mulutnya dengan mencoba menyentuhkan bibirnya dengan puting kita lalu ketika mulutnya mulai terbuka lebar mulai mendekatkan badan bayi untuk bisa melekat pada payudara.

Cari Bantuan jika Membutuhkan
Jika kita ragu atau merasa kurang yakin dengan posisi dan pelekatan ketika menyusui, jangan ragu untuk mencari bantuan. Berdiskusi dan bertanya dengan konselor laktasi juga bisa membantu ibu untuk meningkatkan rasa percaya diri bahwa ia bisa menyusui. Akan lebih baik lagi jika pasangan yang sedang mempersiapkan kelahiran bisa mulai mencari tahu tentang ini jauh hari sebelum kelahiran si kecil dengan mengikuti kelas persiapan menyusui atau sesi Kelompok Pendukung Ibu (KP-Ibu) untuk mempersiapkan diri menyambut kehadiran buah hati yang telah dinanti.
Ingatlah bahwa ketika posisi sudah tepat dan baik, maka proses menyusui akan lebih nyaman bagi ibu dan bayi. Proses yang nyaman ini akan menjadi perjalanan yang indah dan bekal awal kehidupan yang berharga bagi buah hati kita dan semoga kelak mereka bisa menjadi individu yang baik akal budinya dan tentunya bisa berprestASI!
*Nia Umar (@housniati) adalah ibu dua anak, konselor ASI, dan wakil ketua AIMI.

Sumber bacaan:
The Latch. And Other Keys to Breastfeeding Success. Jack Newman, MD & Teresa Pitman. 2006. Hale Publishing.
Segala yang Perlu Anda Tahu Soal Menyusui. Jack Newman, MD & Teresa Pitman. 2008. Penerbit Buah Hati.
The Womanly Art of Breastfeeding (8th edition). Diane Wiessenger, Diana West & Teresa Pitman. 2010. La Leche League International.

sumber : AIMI

01 August 2014

Let Down Reflex (LDR)

buukaan Long Distance Relationship :p walaupun LDR-ship ini bisa ngefek ke LDR-flex yang akan qta bahas nanti. LDR yang dimaksud adalah Let Down Reflex. pernah dengar, mom? informasi tentang LDR ini penting sangat, apalagi untuk ibu bekerja yang harus pumping 2-3 kali sehari di kantor. mengetahui tips trik untuk mendapatkan LDR ini insya Allah membuat pumping jadi kegiatan yang menyenangkan :)

Let's start =]

LDR secara sederhana adalah reflek pengeluaran ASI. jadi tentang bagaimana ASI bisa dengan derasnya keluar untuk diminum bayi ATAU saat dipumping. saat menyusui langsung, secara alamiah dan naluriah LDR akan terjadi karena saatt bayi menyusu, hormon oksitosin bunda bekerja. begitupun saat pumping, ketika LDR aktif, ASI yang perah jadi lebih lancar, lebih cepat, lebih banyak hasilnya, dan tidak sakit.

sumber gambar
cara kerjanya sendiri saya paste dari sumber, berhubung ilmu saya tidak spesifik ke LDR (kan anak akuntansi sayanyaaa, hihii).

ketika ASI sudah diproduksi di dalam alveoli, ASI belum dapat dikeluarkan melalui saluran ASI dan puting, bayi akan mengeluarkan ASI ketika alveoli diperah oleh otot-ototnya dan keluar melalui saluran ASI menuju puting, untuk itu payudara membutuhkan 1 hormon lain untuk mengeluarkan ASI dari alveoli ke saluran ASI, hormon ini disebut Oksitosin.Hormon ini diproduksi ketika bayi menyusu, rangsangan sensorik menyusui membuat otak –melalui kelenjar pituitari bagian belakang- mengirim hormon oksitosin agar otot alveoli berkontraksi untuk mengeluarkan ASI menuju saluran. Makanya hormon ini disebut hormon pengaliran ASI atau lebih keren disebut ‘let-down reflex’ (LDR).

hormon ini diproduksi lebih cepat dari pada hormon prolaktin. Hormon ini membuat ASI mengalir untuk bayi menyusu saat ini atau ketika proses menyusui berlangsung. Oksitosin membuat rahim ibu berkontraksi sesudah persalinan. Kontraksi ini membantu mengurangi perdarahan, namun kadang menyebabkan nyeri rahim dan keluarnya darah selama menyusui pada beberapa hari pertama, beberapa ibu bahkan merasakan nyeri yang sangat hebat.

perasaan yang positif, misalnya perasaan senang dan puas terhadap bayinya, atau memikirkan bayinya dengan penuh kasih, dan merasa percaya diri bahwa ASI-nya adalah yang terbaik untuk bayinya, dapat membantu refleks oksitosin bekerja dan ASInya mengalir. Sensasi-sensasi seperti menggendong, menyentuh atau menatap bayinya, atau mendengar bayinya menangis, juga dapat membantu refleks oksitosin.

sebaliknya perasaan negatif, misalnya kesakitan, khawatir atau ragu-ragu bahwa ia tidak punya cukup ASI, dapat menghambat refleks oksitosin dan menghambat ASI mengalir. Stress akut dalam keadaan darurat juga dapat menghambat refleks. Payudara tampak seperti berhenti memproduksi ASI. Padahal, payudara tetap memproduksi ASI, tetapi tidak dapat mengalir keluar, sehingga bayi sulit untuk mendapatkannya. Untung efek ini biasanya sementara, dan dapat kembali seperti semula. Ibu membutuhkan dukungan dan kenyamanan untuk membantunya merasa tenang. Apabila bayinya tetap menyusu, ASInya akan mengalir kembali.

sehingga hormon oksitosin kadang disebut “hormon cinta” karena hal-hal positif dapat membantu hormon ini aktif dan bekerja dengan baik, sehingga ASI pun keluar dengan lancar, dan sebaliknya. Inilah salah satu sebab kenapa menyusui meningkatkan bonding dan kedekatan pada bayi.

bagaimana mengetahui  hormon oksitosin kita aktif? Biasanya ketika hormon ini aktif, ibu akan merasakan beberapa sensasi:
  • Sensasi diperas atau gelenyar di dalam payudara sesaat sebelum atau selama ia menyusui bayinya.
  • ASI mengalir keluar dari payudaranya saat ia memikirkan bayinya, atau mendengar bayinya menangis.
  • ASI menetes pada payudaranya yang lain, ketika  bayinya menyusu.
  • ASI mengalir dari payudaranya dalam semburan yang halus, jika bayi  melepaskan payudara selama menyusu.
  • Adanya nyeri yang berasal dari kontraksi rahim, kadang diiringi keluarnya darah, selama menyusui di minggu pertama.
  • lsapan  yang lambat dalam dan tegukan oleh bayi, menunjukkan ASI mengalir ke dalam mulutnya.
  • Rasa haus
sebagian ibu merasakan sensasi-sensasi diatas tetapi sebagian lagi tidak merasakan, ketiadaan sensasi tadi tidak merupakan indikator bahwa oksitosin kita tidak aktif atau ASI tidak keluar.
 
nah saya sekedar share pengalaman saja yah. selama pumping di kantor kemaren, pasti selalu cari tempat ternyaman dan teraman. waktu itu memang belum ada ruang pumping, hihi. jadi tebak, saya pumping dimana? emm banyak sii, haha.
  1. pernah di mobil. tempat parkir bertingkat, jadi tidak panas
  2. pernah di mobil teman, waktu qta mau ke acara resepsi teman kantor yang jaraknya cukup jauh dan bertepatan sama waktu pumping. yap, saya pumping di baris ke-3 Avanza.
  3. pernah di ruang arsip. ini mesti minta ijin, skalian announce ke yang lain kalo saya bakal ada di dalam ruangan selama 20 menit -dan tidak boleh diganggu- hahaha
  4. pernah di ruang meeting. nyaman deh, tapi sering deg-deg serr kalo tiba-tiba ada yang masuk ruangan. akhirnya jarang pake ruang meeting, karena hasil pumping pasti berkurang
  5. pernah jugaaa di ruangannya bos, waktu lagi magang di kantor cabang. 
  6. pernah di kamar ganti Matahari juga! mba-mba nya baik banget deh, saya minta ijin secara jujur dan terbuka kalo mau pumping, dan diijinkan. makasi Matahari :)
  7. dan seringkali di tempat paporit : mushalla =] ini tempat yang paling nyaman dan aman buat saya pribadi. dan Alhamdulillah hasil pumping selalu melimpah disini :) pumpingnya sambil baca quran. i miss those moments :')

yang mau saya sampaikan adalah : toilet bukan pilihan tempat untuk pumping. bukan. malah, its not an option, moms. yah setidaknya untuk saya pribadi. kenapa? bunda sendiri ikhlas nda, kalau teman bunda nyusunin bekal buat bunda di toilet? kalo iya, well, feel free to pump there :p masih banyak tempat lebih layak untuk pumping, pasti :) trust me :) we all want the best things to our child, dont we?

sumber kerrren lain :
Modul Pelatihan Konseling Menyusui 40 Jam WHO-Unicef