19 September 2014

Kenapa Bayiku Kuning (jaundice) ?

sebagai orang tua, apalagi anak pertama, semua hal yang terjadi terasa seperti magis. namun kadang ketidaksiapan kita mengenai apa yang akan terjadi kepada bayi kita membuat kita mudah disesatkan oleh ungkapan orang-orang di sekitar dan mengambil tindakan yang tidak tepat. yang miris, malah saran tidak rasional terkadang didapatkan dari tenaga kesehatan yang harusnya secara profesional memberikan penyuluhan yang update dan tidak merugikan ibu dan bayi.

hal yang sering terjadi adalah isu : bayi kuning (jaundice). saya sendiri mengalaminya sewaktu dirawat di RSB Budi Mulia. beberapa kali susternya mengetuk pintu saat Khalfa menangis dan bilang kalau Khalfa menangis karena lapar dan minta ijin memberikan susu formula. pernah juga kami merasa diancam saat susternya bilang kulit Khalfa kuning karena kurang cairan, dan harus diinfus atau minum susu untuk menghilangkan kuningnya. which is nonsense. Alhamdulillah sebelum melahirkan saya dan suami sempat ikut kelas pre-natal dan post-natal dari AIMI.

jadi, saya mau share beberapa referensi penjelasan (karena saya tidak berkompeten menjelaskan secara ilmiah) bahwa KUNING pada Bayi Baru Lahir adalah WAJAR.

menurut Dr. Newman di buku The Ultimate Breastfeeding Book of Answers (UBBA), kondisi fisiologis kekuningan pada bayi baru lahir, apalagi prematur, adalah NORMAL. “Ingatlah bahwa fisiologis berarti normal. Warna kekuningan pada bayi seperti ini memang diharapkan muncul dan tidak diperlukan perawatan apa pun.” (UBBA hlm. 156-157) Bahkan, kata Dr. Newman, bilirubin sebetulnya bermanfaat bagi bayi, melindunginya dari aspek kimiawi dalam tubuh yang berbahaya, yaitu radikal bebas. Tidak ada bukti nyata bahwa tingkat bilirubin yang tinggi berbahaya bagi bayi, kalau tidak disertai faktor-faktor lain seperti metabolisme yang buruk, gangguan hati, atau anemia (kurang darah).
 

Jaundice pada bayi baru lahir umumnya terjadi karena hati bayi “belum sempurna dan belum mampu mengatasi banyaknya bilirubin yang masuk ke dalam hati beberapa hari setelah kelahiran. Saat hati telah berkembang dan lebih mampu membuat bilirubin larut dalam air, maka warna kekuningan akan berkurang.” (UBBA hlm. 156)

Tingkat bilirubin yang tinggi pada bayi juga bisa di atas rata-rata pada kasus:
  • ibunya adalah penderita diabetes
  • terjadi infeksi darah atau infeksi saluran kencing pada bayi, yang kemungkinan besar terjadi karena pola makan yang buruk
  • faktor penyakit genetik langka seperti sindrom Gilbert, namun sindrom ini tidak berbahaya
  • bayi kurang lancar buang air besar (BAB) sehingga bilirubin dalam feses terserap kembali ke dalam tubuh, biasanya karena kurang asupan ASI atau karena kekurangan hormon tiroid
Kondisi jaundice yang berbahaya hanyalah jika:
  • terdapat kelainan Rh darah antara ibu (Rh-) dan bayi (Rh+), sehingga sejak dalam kandungan antibodi ibu sudah membunuhi sel darah merah bayi dan bayi lahir dalam kondisi anemia parah, yang dalam kasus seperti ini bayi akan sudah kuning sejak lahir atau 24 jam pertama usianya.
  • hati bayi mengalami gangguan atau saluran dari hati menuju usus terhambat, sehingga bilirubin kembali terserap ke dalam darah, ditandai dengan air kencing berwarna kecokelatan.

jadi tidak perlu khawatir dan panik, bunda :) bayi lahir dan kuning itu wajar, kecuali dokter mengindikasikan ada gejala medis. tetap waspada dan kritis yah. 3 hari pertama kelahiran bayi kita (seringkali di RSB atau RS) adalah hari-hari terpenting dalam perkembangan selanjutnya. pastikan kita memberikan ASI sebagai makanan sekaligus minuman terbaik dan menyukseskan ASI Eksklusif.




sumber 

No comments:

Post a Comment